Web Toolbar by Wibiya

Jul 24, 2016

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)


Pembangkit listrik tenaga sampah atauPembangkit listrik sampah atauPembangkit listrik tenaga biomasa sampah adalah pembangkit listrik thermal dengan uap supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas sampah methan. Sampah atau gas methan sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada boiler steam supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap dan flywheel yang tersambung pada generator dinamo dengan perantara gear transmisi atau transmisi otomatis sehingga menghasilkan listrik. Daya yang dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW. Bandingkan dengan PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 40 MW sampai 100 MW per unit atau PLT nuklir berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.
Proses Kerja PLTsa terdapat dua macam yaitu: Proses pembakaran dan proses teknologi fermentasi metana

Proses pembakaran
PLTSa dengan proses pembakaran menggunakan proses konversi Thermal dalam mengolah sampah menjadi energi. Proses kerja tersebut dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
Pemilahan dan Penyimpanan Sampah
Limbah sampah kota yang berjumlah ± 500-700 ton akan dikumpulkan pada suatu tempat yang dinamakan Tempat Pengolahan Akhir (TPA).Pemilahan sampah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan PLTSa.Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi RDF (Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah limbah sampah kota menjadi limbah padatan sehingga mempunyai nilai kalor yang tinggi.Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 % yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.
Pembakaran Sampah
Tungku PLTSa pada awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar minyak.Setelah suhu mencapai 850oC – 900oC, sampah akan dimasukkan dalam tungku pembakaran (insenerator) yang berjalan 7800 jam.Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang mengandung CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses tersebut juga terjadi penurunan kadar O2. Penurunan kadar O2 pada keluaran tungku bakar menyebabkan panas yang terbawa keluar menjadi berkurang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi pembangkit listrik.
Pemanasan Boiler
Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran sampah. Panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler menjadi uap.
Penggerakan Turbin dan Generator Serta Hasil
Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan berputar. Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik yang kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Dari proses diatas dengan jumlah sampah yang berkisar 500-700 ton tiap harinya dapat diolah menjadi sumber energi berupa listrik sebesar 7 Megawatt

Teknologi Fermentasi Metana

Pada tahun 2002, di Jepang, telah dicanangkan “biomass-strategi total Jepang” sebagai kebijakan negara. Sebagai salah satu teknologi pemanfaatan biomass sumber daya alam dapat diperbaharui yang dikembangkan di bawah moto bendera ini, dikenal teknologi fermentasi gas metana. Sampah dapur serta air seni, serta isi septic tank diolah dengan fermentasi gas metana dan diambil biomassnya untuk menghasilkan listrik, lebih lanjut panas yang ditimbulkan juga turut dimanfaatkan. Sedangkan residunya dapat digunakan untuk pembuatan kompos.
Karena sampah dapur mengandung air 70–80%, sebelum dibakar, kandungan air tersebut perlu diuapkan. Di sini, dengan pembagian berdasarkan sumber penghasil sampah dapur serta fermentasi gas metana, dapat dihasilkan sumber energi baru dan ditingkatkan efisiensi termal secara total. Pemanfaatan Gas dari Sampah untuk Pembangkit Listrik dengan teknologi fermentasi metana dilakukan dengan dengan metode sanitary landfill yaitu, memanfaatkan gas yang dihasilkan dari sampah (gas sanitary landfill/LFG).
Landfill Gas (LFG) adalah produk sampingan dari proses dekomposisi dari timbunan sampah yang terdiri dari unsur 50% metan (CH4), 50% karbon dioksida (CO2) dan <1% non-methane organic compound (NMOCs). LFG harus dikontrol dan dikelola dengan baik karena lanjut Dia, jika hal tersebut tidak dilakukan dapat menimbulka smog (kabut gas beracun), pemanasan global dan kemungkinan terjadi ledakan gas, sistem sanitary landfill dilakukan dengan cara memasukkan sampah kedalam lubang selanjutnya diratakan dan dipadatkan kemudian ditutup dengan tanah yang gembur demikian seterusnya hingga menbentuk lapisan-lapisan.
Untuk memanfatkan gas yang sudah terbentuk, proses selanjutnya adalah memasang pipa-pipa penyalur untuk mengeluarkan gas. Gas selanjutnya dialirkan menuju tabung pemurnian sebelum pada akhirnya dialirkan ke generator untuk memutar turbin. Dalam penerapan sistem sanitary landfill yang perlu diperhatikan adalah, luas area harus mencukupi, tanah untuk penutup harus gembur, permukaan tanah harus dalam dan agar ekonomis lokasi harus dekat dengan sampah sehingga biaya transportasi untuk mengangkut tanah tidak terlalu tinggi.

Potensi sampah dan biomassa sudah  pasti ada di setiap daerah, karena setiap hari manusia secara natural selalu menghasilkan sampah demi memenuhi kebutuhannya. Namun memang, potensi sampah dan biomassa di setiap daerah berbeda sebanding dengan jumlah penduduknya. Makin banyak jumlah penduduk di setiap daerah, potensi sampah dan biomassa yang dihasilkan makin besar pula.

Solusi yang diberikan oleh pemerintah daerah adalah landfill yaitu pembuangan sampah di suatu daerah yang disebut dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) serta pengolahan yang dilakukan secara ‘tidak efisien’. Dikatakan demikian karena sampah – sampah organik dikumpulkan di TPA dan diharapkan terdegenerasi kembali ke tanah secara alami sedangkan sampah anorganik dikumpulkan lagi – lagi secara tidak efisien oleh pemulung.

Kekurangan dari landfill ini adalah dibutuhkannya lahan yang luas dan menggunungnya sampah organik karena penambahan sampah oleh manusia tidak sebanding dengan degenerasi sampah oleh bakteri – bakteri pengurai. Selain itu berkaitan dengan global warming, penumpukan sampah dengan cara ini berpotensi menghasilkan gas methan (combustible gas) yang notabene menjadi salah satu penyebab potensi pemanasan global dan penipisan lapisan ozon.

Manajemen Pengelolaan Sampah

Masalah sampah sudah menjadi masalah global, dibuktikan oleh keluarnya protokol Kyoto yang mengikat semua negara agar dapat mengolah limbahnya dengan lebih serius. Pemerintah Indonesia setidaknya telah mengedarkan Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dan dimungkinkan untuk adanya Peraturan Perundangan lain yang dapat melengkapi Undang – Undang ini.

Ini menjadi bukti keseriusan pemerintah Indonesia dalam mengelola sampah dan sebagai langkah penting pemerintah dalam pembangunan lingkungan hidup yang lebih baik dengan diikuti oleh penerapan di lapangan yang tertib, berkesinambungan, dan berkelanjutan. Tinggal bagaimana regulasi manajemen pengelolaan sampah yang berupa Undang – Undang ini diterapkan di lapangan oleh seluruh aparat yang berkaitan dan masyarakat secara keseluruhan. Regulasi pendukung seperti peraturan daerah dan pelaksanaan kompensasi secara tertib juga sangat penting dalam kaitannya dengan penerapan di tingkat daerah. Tanpa Peraturan Daerah dan pelaksanaan kompensasi secara tertib, tidak akan ada regulasi yang mengikat masyarakat, sehingga masyarakat merasa perlu untuk melakukan manajemen pengelolaan sampah ini dalam lingkup rumah tangga maupun lingkup yang lebih luas.

Dengan manajemen sampah, TPA bukan lagi menjadi tempat penampungan sampah melainkan akan menjadi tempat penampungan residu sampah yaitu sampah – sampah khusus yang karena sifat dan bahannya tidak bisa didaur ulang lagi, sampah organik, maupun sampah anorganik yang tidak bisa di daur ulang karena nilai ekonomisnya sangat rendah dan sulit untuk dimanfaatkan. Untuk sampah – sampah khusus dibutuhkan teknologi tertentu untuk mengelolanya, sedangkan sampah organik dan anorganik yang ditampung sebenarnya memiliki potensi energi di dalamnya dengan penanganan tertentu. Teknologi yang kemudian ditawarkan untuk mengolah potensi ini adalah teknologi konversi energi.

Konversi Biogas

Sampah organik (termasuk didalamnya sisa makanan) dapat dikonversi menjadi listrik dengan menggunakan teknologi konversi sampah menjadi gas methan (combustible gas), lalu menjadi listrik yang disebut dengan biogas. Sedangkan sampah organik yang berupa biomassa dapat dikonversikan menjadi listrik dengan cara direct combustion yang dikenal dengan PLTSa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah).

Secara alami, sampah organik dengan bantuan bakteri pengurai menghasilkan gas methan sebagai hasil sampingan dari kegiatan degenerasi penguraian sampah. Gas methan (combustible gas) ini menurut para peneliti, jika terbuang di alam berpotensi sebagai perusak lapisan ozon dan meningkatkan efek global warming. Untuk itulah menjadi penting pemanfaatan gas methan  menjadi listrik karena selain dapat mengurangi dampak pemanasan global, juga dapat menambah suplai listrik di daerah.

Secara umum, unsur dalam sampah yang dapat dimanfaatkan menjadi biogas adalah sebesar 69% yaitu 42% sampah organik dan 27% sampah sisa makanan (Mauliva,2009). Untuk mempercepat terjadinya biogas dalam proses fermentasi sampah organik, biasanya digunakan katalisator berupa penambahan bakteri pengurai sampah yaitu bakteri saprofit (wikipedia). Teknologi konversi biogas menjadi listrik yang digunakan misalnya adalah PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) yang bekerja berdasar siklus kombinasi (siklus Rankine dan Brayton) yang merupakan sistem pembangkit listrik yang memanfaatkan sejumlah panas terbuang (exhaust gas) di turbin gas PLTG yang temperaturnya relatif tinggi untuk menghasilkan uap pada turbin uap (Rais,2006).

Namun, teknologi konversi biogas ini masih terkendala terhadap isu ketahanan dan keawetan material yang digunakan karena biogas yang salah satu komposisinya adalah H2S (hidrogen sulfida) mengakibatkan bahan yang dilewatinya rentan terhadap korosi. Sehingga diperlukannya inovasi rekayasa teknologi material yang dapat berperan meningkatkan kekuatan material yang digunakan.

Biaya konstruksi stasiun pembakar sampah modern memakan biaya sebesar US$200 juta atau US$ 3,570 per kWh kapasitas terpasang. Dengan memertimbangkan biaya pembuangan dan pengelolaan sampah, investasi di teknologi energi dari sampah ini bisa semakin murah.

Berikut contoh fasilitas pengolahan energi dari sampah di berbagai negara.

Neastved, Denmark. Fasilitas pembangkit listrik tenaga sampah ini mulai beroperasi pada 2006. Lokasi ini mampu mengolah sampah sebanyak 8 ton/jam atau 115.000 ton sampah/tahun. Produksi listriknya mencapai 13 MW/tahun.
Sundvall, Swedia. Fasilitas yang mulai beroperasi pada tahun 2007 ini mampu mengolah sampah dengan kapasitas 25 ton/jam atau 200.000 ton sampah/tahun. Produksi listriknya mencapai 120.000 MW/tahun.
Linkoping, Swedia. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 2002 dan mampu mengolah sampah dengan kapasitas 24 ton/jam atau 2 juta ton sampah/tahun. Produksi listriknya mencapai 20 MW/tahun.
Esborg, Denmark. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 2001 dan mampu mengolah sampah sebesar 24 ton/jam atau 180.000 ton sampah/tahun. Listrik yang diproduksi mencapai 16 MW/tahun.
Fairfax, Virgina, Amerika Serikat. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 1990 dan mampu mengolah sampah sebesar 125 ton/jam atau 930.000 ton/tahun dengan produksi listrik mencapai 80 MW/tahun.
Spokane, Washington, Amerika Serikat. Fasilitas ini mulai beroperasi pada 1991. Kapasitas pengolahan sampahnya mencapai 30 ton/jam atau 248 ton/tahun. Daya listrik yang dihasilkan mencapai 16,1 MW/tahun.
Khusus untuk pembangkit listrik tenaga sampah di Fairfax, Virginia, fasilitas ini tercatat mampu mendistribusikan listrik ke 75.000 rumah dan menghemat 2 juta barel minyak setiap tahun.

Sumber : wikipedia.or.id dan hijauku.com

Feb 3, 2016

Ordinary People | John Legend

Oh, oh, oh, ohGirl, I'm in love with you
Gadis, aku mencintaimu
But this ain't the honeymoon
Tapi ini bukanlah bulan madu
We've passed the infatuation phase
Kita tlah lewati fase jatuh cinta
We're right in the thick of love
Kini kita dalam tebalnya cinta
At times we get sick of love
Saat kita muak dengan cinta
It seems like we argue every day
Seolah kita bertengkar setiap hari
I know I misbehaved
Aku tahu tlah salah bertingkah
And you made your mistakes
Dan kau pun tlah lakukan kesalahan
And we've both still got room left to grow
Dan masih ada ruang dalam diri kita untuk tumbuh
And though love sometimes hurts
Dan meskipun terkadang cinta memang menyakitkan
I still put you first
Masih saja kuutamakan dirimu
And we'll make this thing work
Dan kita kan buat hal ini berhasil

But I think we should take it slow
Tapi kurasa kita harus santai

CHORUS
We're just 
Kita hanya manusia biasa
We don't know which way to go
Kita tak tahu jalan mana yang harus ditempuh
Cause we're ordinary people
Karena kita hanya manusia biasa
Maybe we should take it slow
Mungkin kita harus santai

BRIDGE(2x)Take it slow, oh oh, this time we'll take it slow
Santai sajalah, oh oh, kali ini kita kan santai
This ain't a movie, no
Ini bukan film
No fairytale conclusion y'all
Tak ada akhir dongeng
It gets more confusing every day
Seiring waktu semakin memusingkan
Sometimes it's Heaven sent
Kadang seolah kita di Surga
Then we head back to Hell again
Lalu kita kembali ke neraka
We kiss, then we make up on the way
Kita berciuman, lalu kita berdamai di perjalanan
I hang up, you call
Kututup, kau menelpon
We rise and we fall
Kita bangkit dan kita jatuh
And we feel like just walking away
Dan kita merasa terus berjalan
As our love advances
Saat cinta kita terus tumbuh
We take second chances
Kita ambil kesempatan kedua
Though it's not a fantasy
Meskipun ini bukan fantasi
I still want you to stay
Aku masih ingin kau tetap di sini

CHORUS
BRIDGE
Maybe we'll live and learn
Mungkin kita kan hidup dan belajar
Maybe we'll crash and burn
Mungkin kita kan hancur dan terbakar
Maybe you'll stay
Mungkin engkau kan di sini
Maybe you''ll leaveMungkin engkau kan pergi
Maybe you'll return
Mungkin engkau kan kembali
Maybe another fight
Mungkin kita kan bertengkar lagi
Maybe we won't survive
Mungkin kita takkan bertahan
Maybe we'll grow
Mungkin kita kan tambah dewasa
We'll never know
Kita tak pernah tahu
Baby, you and I
Kasih, kau dan aku
CHORUS (2x)BRIDGE

Nov 30, 2015

Proyek Medco Energi dan Rencana Megaproyek 35.000 MW

Konsorsium MedcoEnergi, Ormat dan Itochu Menandatangani Perjanjian Proyek Panas Bumi Sarulla

MedcoEnergi dengan bangga mengumumkan bahwa konsorsium yang didirikan bersama Ormat International, Inc. (“Ormat”) dan Itochu Corporation (“Itochu") (secara bersama disebut Konsorsium), hari ini menandatangani Pokok-Pokok Perjanjian (“HOA") Proyek Panas Bumi Sarulla dengan PT PLN (Persero) (“PLN"), badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang penyediaan listrik, dan PT Pertamina (Persero) (“Pertamina"), badan usaha milik negara yang bergerak dalam bidang minyak dan gas, untuk mempercepat penyelesaian dan pengesahan Akta Penugasan baru (“DoA"), perubahan Kontrak Penjualan Energi (“ESC"), serta Kontrak Kerjasama Operasi ("JOC"), termasuk prosedur untuk mendapatkan persetujuan pihak terkait.

Presiden Republik Indonesia, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, dan Perdana Menteri Jepang, Bapak Shinzo Abe, menyaksikan penandatanganan HOA tersebut yang ditandatangani oleh Eddie Widtono, Presiden Direktur PLN, Ari Sumarno, Presiden Direktur Pertamina, dan Konsorsium yang diwakili oleh Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MedcoEnergi, David Citrin, Vice President Ormat, dan Akira Yokota, Executive Vice President Itochu, pada acara Japan-lndonesia Business Forum.

"Proyek Panas Bumi Sarulla yang terletak di Tapanuli Utara, Sumatra Utara, ini merupakan proyek panas bumi dengan kontrak tunggal yang terbesar di industri panas bumi seluruh dunia saat ini. Hal ini mencerminkan besarnya skaia dan tingginya produktifitas sumber panas bumi di Indonesia, serta merupakan sebuah indikator dari adanya potensi industri pembangkit listrik panas bumi di Indonesia," ujar Hilmi Panigoro, Presiden Direktur MedcoEnergi.

Latar Belakang

Konsorsium, dengan MedcoEnergi sebagai pemimpin, telah mengikuti tender Penugasan Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla 300 MW yang diselenggarakan PLN pada bulan Desember 2004, namun tender diulang pada bulan Februari 2005. Pada bulan April 2005, PLN mengumumkan bahwa Konsorsium sebagai peserta tender yang diunggulkan tetapi PLN meminta Konsorsium untuk memasukkan penawaran kembali. Pada bulan Mei 2005, Konsorsium kembali memasukkan penawarannya.

Akhirnya, pada tanggal 25 Juli 2006, Konsorsium menerima Surat Intent (Lol) mengenai penganugrahan Penugasan Pembangkit Listrik Panas Bumi Sarulla 300 MW dari PLN. Lol tersebut mewajibkan Konsorsium untuk membicarakan dan menyelesaikan DoA, dan melakukan amandemen ESC dengan PLN dan Pertamina.

Rencana Kedepan

Proyek Panas Bumi Sarulla akan dibangun untuk kurun waktu lima tahun dalam 3 tahap, masing- masing untuk kapasitas 110 sampai 120 MW. Unit generator pembangkit listrik pertama diperkirakan beroperasi dalam waktu 30 bulan setelah financial closing sedangkan dua unit lainnya di jadwalkan mulai beroperasi 18 bulan setelah mulai beroperasinya unit yang pertama. Tenaga listrik yang dihasilkan proyek ini akan melayani sistem pembagian PLN di Sumatera Utara dan Aceh.

Sebagaimana disampaikan dalam penawaran, Konsorsium harus:

Menyelesaikan pengembangan lapangan uap panas bumi;
Membangun sistem pemipaan di lapangan;
Membangun 3 (tiga) pembangkit listrik yang di rancang dan dipasok oleh Ormat dengan kombinasi kapasitas kotor sebesar 340 MW;
Memiliki dan mengoperasikan fasilitas dan penjualan listrik ke PLN berdasarkan ESC untuk jangka waktu 30-tahun.
Jumlah keseluruhan dari biaya proyek diperkirakan sekitar USD 800 juta dan diharapkan Japan Bank International Corporation (JBIC) akan menjadi penyedia pendanaan proyek yang mayoritas berdasarkan Umbrella Notes of Mutual Understanding yang ditandatangani antara Menteri Keuangan Indonesia dan JBIC.

Proyek ini akan dimiliki dan dioperasikan oleh Konsorsium Medco Ormat Itochu berdasarkan framework dari JOC dengan pemilik konsesi, Pertamina, melalui anak perusahaannya, PT Pertamina Geothermal Energy (Pertamina Geothermal).

Sebagai tambahan dari HOA, pada hari yang sama Konsorsium dan Kyushu Electric Power Co., Inc. juga menandatangani Memorandum of Understanding (MOU). MOU mengkonfirmasikan minat Kyushu Electric untuk berpartisipasi dalam Proyek Sarulla.

“Panas bumi merupakan salah satu dari sumber energi yang utama dan dapat dibaharukan dimasa yang akan datang. Proyek ini akan menjadi dasar dari usaha Perseroan untuk mendiversifikasi portofolio sumber energinya”, tambah Hilmi. Sementara itu Aries Pardjimanto, Presiden Direktur PT Medco Geothermal Indonesia (Medco Geothermal) mengatakan, "Proyek Panas Bumi Sarulla menandakan komitmen kami untuk mengembangkan sumber energi terbarukan. Kami senang proyek ini dapat menunjang program Pemerintah untuk menyediakan tambahan sumber tenaga listrik di wilayah Sumatra Utara dan Aceh."

Lucien Bronicki, Chairman dan CTO dari Ormat Technologies, menyatakan, “Kami bangga kerjasama dengan Pertamina, PLN dan tim dari Medco dan Itochu mendekati hasilnya. Teknologi air-cooled geothermal Combined Cycle dari Ormat terbukti sejak 15 tahun terakhir, yang dikhususkan untuk memastikan penggunaan hasil bumi di Sarulla secara maksimal dengan berkesinambungan. Kami berjanji untuk terus memberikan kontribusi kepada perkembangan energi terbarukan Indonesia yang penting ini dengan membagi pengalaman kami dalam membangun dan mengoperasikan 12 pembangkit listrik panas bumi yang kami miliki di Guatemala, Kenya, Nikaragua, dan Filipina.”

Akira Yokata, Executive Vice President Itochu Corporation, mengatakan bahwa, "Itochu selama ini aktif untuk mencari proyek energi terbarukan lingkungan hidup di berbagai negara dan proyek panas bumi juga merupakan lahan yang sedang kami titik beratkan. Indonesia memiliki kekayaan panas bumi yang sangat baik dan kami sangat senang dapat melakukan langkah ini dalam memberikan kontribusi berkelanjutan bagi kemakmuran Indonesia melalui Proyek Panas Bumi Sarulla memanfaatkan hasil bumi ramah lingkungan yang dimiliki Indonesia.”

Serta rencana pembangunan PLTG pada 2016 ini : " PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) melalui anak perusahaan PT Medco Power Indonesia akan membangun proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) berkapasitas 2 x 800 megawatt yang menjadi bagian dalam proyek 35.000 megawatt."

Sumber : medcoenergi.com dan bisnis.com

Nov 10, 2015

Terinspirasi Bung Karno


       Siapa yang tak mengenal 'Sang Proklamator' The Founding Father kita Koesno Sosrodiharjo atau lebih dikenal Dr. Ir. H Soekarno. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo dan Ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai lahir 06 Juni 1901 di Surabaya.








Perjuangan beliau untuk Kemerdekaan Republik Indonesia tercatat dalam 'Tinta Emas' sejarah Indonesia dengan semangat dan cita-cita beliau yang tak pernah padam hingga saat ini. Sejak SD beliau tinggal di Blitar, dan setelah lulus beliau melanjutkan Sekolah ke Hoogere Burger School. Beliau mendapat gelar Insinyur setelah lulus dari Technishe Hoogeschool atau sekarang dikenal dengan nama ITB.
Setelah beliau masuk ke kancah Politik dan sikap beliau yang keras terhadap Pemerintah Belanda sehingga beliau pernah merasakan dipenjara di Banceuy . Walaupun demikian semangat perjuangan tidak pernah padam untuk menghasilkan Indonesia Merdeka Indonesia yang lepas dari penjajahan serta bebas menentukan nasib sendiri.

Jika kita melihat perjuangan Bangsa Indonesia untuk lepas dari Penjajahan Belanda dan Jepang tidak lepas dari peran Bung karno dan anggota-anggota BPUPKI yang terkenal dengan sebutan Tim 9 dan tugas laiinya yaitu merancang UUD Negara. Pada masa Maret - Agustus 1945 merupakan masa-masa dimana para Tokoh Kemerdekaan merancang memproklamasikan Kemerdekaan. Akhirnya pada hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945 diproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia yang ditanda tangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta yang akhirnya mereka terpilih untuk memimpin Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI ke 1.

Sikap Bung Karno pada saat memimpin Negeri ini adalah semangat untuk membuat Indonesia menjadi 'Macan Asia', beliau sangat keras tehadap Negara Barat. Dari Tahun 1945 hingga Tahun 1959 Indonesia masih mengahadapi Agresi Belanda dan sekutunya. Dengan dukungan Tokoh - Tokoh Perjuangan di Daerah seperti Bung Tomo dll, maka kemerdekaan dapat dicapai sepenuhnya. Maka Bung Karno pun mulai memikirkan Ideologis Negara yang cocok ditengah pergulatan perbaikan ekonomi Indonesia pada masa itu.

Kerja keras Beliau seperti pembangunan infrastruktur hingga pembebasan Irian Barat (1 Mei 1963). Memang Negara Inggris dan Amerika sangat tidak suka gerak gerik Bung Karno yang juga menyatukan ASIA AFRIKA dengan membuat Konfrensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung. Namun Amerika sulit sekali untuk mencari celah untuk menjatuhkan Pemerintahan Bung Karno dan Bung Hatta. Namun pergolakan Politik dan Ekonomi pada saat itu membuat Bung Karno sekali lagi dikucilkan dan dipenjara hingga akhir hayatnya.

Tetapi perjuangan yang kita rasakan hingga saat ini sangat bisa kita rasakan, bahwa berjuang tidak harus disukai atau tidak disukai. Tidak perlu pula untuk tampil kemuka, walaupun didalam kekangan dan pengucilan semangat untuk 'membakar' semangat berjuang untuk melepaskan dari penjajahan dan membangun Indonesia menjadi Negara Mandiri yang tidak bergantung pada Negara lain bahkan mampu membantu Negara lain yang berjuang melawan penjajahan. Selamat Hari Pahlawan 10 Nopember 2015 kawan - kawan tetap berjuang.

Salam,

Muhammad Alfin Noor



Sep 21, 2014

Hutan yang dapat menyelamatkan kita - Save East Borneo Rainforest







Kenapa Hutan Hujan Penting? Karena berpengaruh pada ekosistem global :



  • Menyediakan rumah bagi banyak tumbuhan dan hewan
  • Membantu menstabilkan iklim dunia
  • melindungi dari banjir, kekeringan dan erosi
  • terdapat sumber makanan dan obat - obatan
  • keindahannya menarik untuk dikunjungi



Sumber : Youtube.com @GreenpeaceID